PENGENDALIAN BANJIR DI MALAYSIA



TUGAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
MAKALAH PENGENDALIAN BANJIR DI MALAYSIA


Dosen Pembimbing
Veronika Sriwulantari, ST





Disusun Oleh
Nelsy Mariza Syahyuda
1310024428021



SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur diberikan kepada Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunianyalah makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul Pengendalian Banjir di Malaysia. Makalah ini di buat guna melengkapi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air yang dibimbing oleh Veronika Sriwulantari, ST.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, dengan keinginan besar makalah ini dapat terselesaikan dan dapat menjadi bahan tambahan bagi penilaian dosen pada bidang studi Pengelolaan Sumber Daya Air. Semoga makalah ini menjadi suatu informasi yang berguna yang dapat diambil mamfaatnya oleh semua pihak yang membacanya serta menjadi suatu bahan yang dapat dibahas untuk menjadi kesadaran kita dalam menjaga lingkungan nantinya.
Ucapan terima kasih di sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Dengan sangat menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada penulisan kata yang salah saya selaku pembuat makalah ini memohon maaf atas kesalahan yang di buat.

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...1
    1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………...1
    1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………1
    1.3 Mamfaat…………………………………………………………………………………….1
    1.4 Rumusan Masalah………………………………………………………………………......2
    1.5 Sumber Data dan Pengumpulan Data……………………………………………………....2

II. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………3
2.1  Pengendalian Banjir………………………………………………………………………...3
III. PENUTUP……………………………………………………………………………………6
     3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………...6
DAFTAR PUSTAKA


 

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Makalah ini kami buat demi mengkaji “Pengendalian Banjir  di Malaysia” dan guna melengakapi tugas pada bidang studi Pengelolaan Sumber Daya Air khususnya, dan juga sebagai penambahan ilmu dalam pengkajian tentang bagaimana langkah kita dalam menjaga lingkungan. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat dijadikan pengetahuan bagi orang-orang yang  ingin mengkaji Pengendalian Banjir  dan sebagai pengetahuan umum bagi teman-teman yang membacanya. Kata Banjir memang telah menjadi hal biasa buat masyarakat seluruh dunia. Air merupakan sumber kehidupan. Seluruh kehidupan di bumi ini bergantung pada keberadaan air, karena air merupakan kebutuhan dasar seluruh mahkluk di bumi. Manusia memerlukan air untuk terus hidup, mulai dari kebutuhan untuk tubuh seperti minum, untuk kebersihan seperti mandi dan mencuci, sampai dalam mata pencaharian masing-masing seperti dalam pertanian atau industri. Disisi lain air yang jumlahnya terlalu banyak karena curah hujan akan menyebabkan terjadinya banjir sehingga banyak merugikan masyarakat dan aktifitas manusia lainnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari masalah tersebut antara lain :
1.      Sebagai tugas pada mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air.
2.      Sebagai ilmu pengetahuan dalam pengendalian banjir  yang terjadi di Malaysia.

1.3 Mamfaat
Adapun mamfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui yang ditimbulkan oleh banjir.
2.      Mengerti bagaimana cara dalam mengatasi banjir yang terjadi  di Malaysia.
3.      Ilmu pengetahuan dalam pengendalian banjir.



1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah antara lain sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan banjir?
2.      Apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir?
3.      Bagaimana cara penanggulangan banjir di Malaysia?

1.5  Sumber Data dan Pengumpulan Data
Sumber data yang di gunakan berasal dari pengumpulan data media internet yang dapat memberikan informasi tentang Pengendalian Banjir di Malaysia sebagai ruang lingkup dalam makalah ini.


II. PEMBAHASAN
2.1 Pengendalian Banjir
            Air merupakan sumber kehidupan. Seluruh kehidupan di bumi ini bergantung pada keberadaan air, karena air merupakan kebutuhan dasar seluruh mahkluk di bumi. Manusia memerlukan air untuk terus hidup, mulai dari kebutuhan untuk tubuh seperti minum, untuk kebersihan seperti mandi dan mencuci, sampai dalam mata pencaharian masing-masing seperti dalam pertanian atau industri. Disisi lain air yang jumlahnya terlalu banyak karena curah hujan akan menyebabkan terjadinya banjir sehingga banyak merugikan masyarakat dan aktifitas manusia lainnya.
1.      Berdasar SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam Suparta 2004, banjir adalah aliran air yang relatif tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran.
2.      Buku Geografi kelas XI yang ditulis oleh Nurmala Dewi tahun 2007, banjir adalah peristiwa tergenangnya suatu wilayah oleh air, baik air hujan, air sungai, maupun air pasang.
3.      Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
4.      Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai.
            Sebagai kota metropolitan yang dihuni sekitar tiga juta warga dan dilewati oleh sembilan sungai menyatu di Sungai Kelang, Kuala Lumpur, merupakan kawasan yang rawan banjir besar secara berkala. Pengurangan vegetasi di kawasan hulu sungai dan kurangnya resapan air di kota membuat frekuensi banjir di ibu kota Malaysia itu meningkat, dari sekitar 21-28 tahun sekali menjadi empat kali dalam delapan tahun terakhir pada 1999, 2000, 2003, dan 2007.

            Di Kuala Lumpur banjir menjadi semakin sulit dicegah karena kapasitas Sungai Kelang yang tidak mungkin ditingkatkan dan debit air yang terus meningkat. Di dalam kota Kuala Lumpur, lebar Sungai Kelang bervariasi antara 5 sampai 12 meter. Penyempitan terjadi karena tepi sungai terdesak bangunan. Menyadari frekuensi banjir yang semakin sering dan selalu melumpuhkan kota, Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah terowongan bawah tanah atau deep tunnel untuk memotong aliran sungai dan mengalirkan ke sungai lain. Aliran air dari pertemuan Sungai Kelang dan Sungai Ampang dipotong dan dialirkan ke Sungai Kerayong di pinggir Kuala Lumpur. Terowongan yang diberi nama Stromwater
Management and Road Tunnel (SMART) itu dibangun dengan panjang 9,7 kilometer dan diameter 12,8 meter. Terowongan itu didesain untuk dapat mengalirkan tiga juta meter kubik air per detik sehingga Kuala Lumpur dapat terhindar dari banjir besar di puncak musim hujan, seperti terjadi 10 Juni 2007. Saluran itu dibangun pada struktur tanah berbatu keras dengan kedalaman 10-15 meter. Aliran air sangat mengandalkan gravitasi bumi karena terdapat beda ketinggian tanah yang cukup besar, antara hulu dan hilir sungai. sebelum masuk terowongan, air dari pertemuan kedua sungai itu akan dialirkan ke suatu kolam tampungan berkapasitas 600.000 meter kubik. Kolam itu dilengkapi saluran penahan sampah dan alat pengendap lumpur. Seperti sungai-sungai di Jakarta, Sungai Kelang juga dipenuhi sampah sampai 70 meter kubik per hari. Sampah-sampah itu ditampung di saluran penahan sampah dan diangkut setiap hari agar tidak menyumbat terowongan. Adapun lumpur yang dibawa air sungai sebagai akibat penggerusan juga diendapkan di saluran itu agar tidak masuk dan menyumbat terowongan. Lumpur itu akan dikeruk secara berkala agar daya tampung saluran tetap besar.
            Sementara itu, terowongan utama dapat menampung dan mengalirkan satu juta meter kubik air per detik. Sebelum masuk ke Sungai Kerayong, air yang mengalir itu akan ditampung di sebuah kolam yang lebih besar dan berkapasitas 1,4 juta meter kubik per detik. Penampungan air di kawasan Taman Desa itu dilakukan guna mengatur aliran air yang akan masuk ke Sungai Kerayong, agar banjir tidak justru berpindah ke luar Kuala Lumpur. 
            Musim hujan. Secara total, terowongan itu dapat menampung tiga juta meter kubik air pada puncak musim hujan. Terowongan pengendali banjir di Kuala Lumpur juga dilengkapi dengan monitor hujan dan debit air di kawasan hulu sungai. Setiap kawasan memiliki ambang batas debit air hujan yang berbeda. Jika ambang batas itu terlewati, otoritas terowongan akan menyiapkan sistem buka tutup terowongan guna mengalihkan aliran air yang akan masuk ke Kuala Lumpur. Pemantauan debit harus dilakukan karena waktu aliran air banjir dari kawasan hulu ke Kuala Lumpur hanya tiga jam. Meskipun dibangun dengan biaya 1,933 miliar ringgit atau sekitar Rp 4,832 triliun selama 4,5 tahun, SMART ternyata hanya berfungsi optimal selama dua minggu dalam satu tahun, pada saat musim hujan. Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia membangun jalan tol pada terowongan yang sama untuk meraih pendapatan guna mengembalikan investasi yang sudah dikucurkan, atau setidaknya mendapat biaya operasional dan pemeliharaan terowongan. Jalan tol yang menghubungkan Kota Kuala Lumpur dan Bandara Internasional Kuala Lumpur dibangun di dalam terowongan sepanjang tiga kilometer. Jalan tol itu dilengkapi dengan pintu darurat setiap 250 meter, lampu penerangan, kamera CCTV, detektor panas, hidran air, dan mesin pungutan bea tol otomatis. Jalan tol dibagi dalam dua tingkat agar arah arus lalu lintas dapat dipisah dan tidak menyebabkan kecelakaan. Lebar badan jalan di setiap tingkat mencapai 8,5 meter. Jika debit air banjir di Sungai Kelang mencapai 70-150 meter kubik, jalan tol masih dapat digunakan karena air masih mengalir di bawah tingkat jalan yang paling rendah. Jalan tol baru ditutup jika debit air banjir sudah melewati 150 meter kubik per detik.

 
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Mega proyek terowongan multiguna memang terinspirasi dari smart tunnel di Malaysia. Negeri jiran itu sudah membangun terowongan untuk mengatasi banjir di Kuala Lumpur. Laman roadtraffic-technology menulis, untuk membangun terowongan sepanjang 9,7 kilometer dengan jalan tol 4 kilometer, Malaysia menghabiskan dana sebesar RM1.889 juta atau sekitar Rp6,06 triliun. Besaran biaya itu memang tidak bisa langsung dibandingkan saat terowongan yang sama dibangun di Jakarta. Kondisi Kuala Lumpur dan Jakarta tentunya tidak sama. Baik masalah harga tanah yang harus dibebaskan maupun pekerjaan proyeknya. Apalagi, di Malaysia smart tunnel sudah dibangun sejak 2003 hingga 2007. Smart tunnel Malaysia berdiameter 13,2 meter dengan panjang 9,7 kilometer. Di dalamnya dibangun dua dek bertingkat. Seperti yang direncanakan Jakarta, saat kering, dek itu dapat difungsikan sebagai jalan tol. Secara umum, ada empat mode kerja smart tunnel Malaysia. Mode pertama diberlakukan jika terjadi hujan ringan. Dalam kondisi tersebut, terowongan masih dibuka untuk kendaraan. Dua dek masih bisa difungsikan sebagai jalan tol. Mode kedua, diberlakukan saat terjadi hujan sedang dan air di Sungai Klang serta Ampang melebihi rata-rata. Dalam kondisi ini, sistem smart tunnel diaktifkan. Air hujan dialirkan ke saluran terbawah atau saluran yang berada di dek bawah atau jalan tol.
            Mode kedua diberlakukan apabila debit air di Sungai Klang dan Ampang berkisar antara 70 hingga 150 meter kubik per detik. Mode ketiga, apabila terjadi badai dan banjir. Jalan tol dalam terowongan ditutup untuk semua jenis kendaraan. Setelah terowongan dikosongkan dari kendaraan, secara otomatis gerbang aliran air akan membuka. Banjir akan mengalir melalui terowongan itu. Jalan tol di terowongan akan dibuka lagi dalam waktu 2 hingga 8 jam setelah penutupan. Mode keempat akan diterapkan apabila hujan atau badai yang terjadi jauh lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya. Kondisi ini biasanya diumumkan satu hingga dua jam setelah pemberlakuan mode ketiga. Jika kondisi ini terjadi, maka terowongan ini baru akan dibuka dalam waktu empat hari setelah penutupan.  Terowongan ini memiliki penyimpan air dan dua gorong-gorong kotak untuk mengalihkan banjir. Selain itu, ada pula cekungan untuk resapan. Smart tunnel juga dilengkapi dengan ventilasi di setiap 1 kilometer. Ventilasi ini memungkinkan sirkulasi udara, sehingga kualitas udara di jalan tol tetap terjaga. Tak hanya itu, terowongan ini juga dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran, telekomunikasi, dan kamera pengintai. Masing-masing peralatan tersebut diletakkan pada titik-titik di setiap 1 kilometer.


DAFTAR PUSTAKA

Syahputra. 2009. “S.M.A.R.T”. Artikel Stromwater Management and Road Tunnel , (Online),  (http://syahputra.wordpress.com, diakses 11 November 2014).
Google. 2014. “Model S.M.A.R.T”. Proyek S.M.A.R.T , (Online), (http://www.kaskus.co.id , diakses 11 November 2014).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Kesehatan Lingkungan

pengendalian banjir dan kekeringan

makalah pencemaran air